Dinasti Hsia sebagai dinasti pertama dalam
sejarah Tiongkok berlangsung hampir 500 tahun antara abad ke-21 dan ke-16
sebelum masehi. Wilayah sentral kekuasaannya terletak di sekitar bagian selatan
Provinsi Shanxi Tiongkok Utara dan bagian barat Provinsi Henan Tiongkok Tengah.
Pendiri Dinasti Hsia, Da Yu adalah tokoh pahlawan sejarah yang berhasil
menjinakkan banjir dan memberi kehidupan tenteram kepada rakyat. Konon, Da Yu
berhasil menjinakkan Sungai Kuning yang hampir setiap tahun meluap sehingga
mendapat dukungan rakyat marga dan pada akhirnya mendirikan Dinasti Hsia.
Berdirinya Dinasti Hsia menandakan masyarakat primitif yang panjang telah
digantikan oleh masyarakat sistem milik pribadi, sejak itu Tiongkok telah
memasuki masyarakat sistem perbudakan. Pada masa akhir Dinasti Hsia, kekacauan
politik berkecamuk dalam Keluarga Kerajaan Hsia dan kontrdiksi klas semakin
meruncing. Khususnya Raja Xia Jie, raja terakhir Dinasti Hsia setelah naik
takhta hanya tahu berfoya-foya tanpa memikirkan perbaikan pemerintahan. Setiap
hari ia cuma tahu minum arak dan main-main dengan selirnya tanpa peduli akan
penderitaan rakyat. Menteri yang berani mengajukan nasihat segera dibunuhnya.
Maka, negara-negara kepangeranan dari Dinasti Hsia beramai-ramai melakukan
pemberontakan. Pada saat itulah, salah satu negara kepangeranan bernama Shang
mengambil kesempatan untuk menyerang pasukan Raja Xia Jie dan akhirnya berhasil
mengalahkannya. Xia Jie kemudian meninggal dalam perajalanan pelariannya di Nan
Cao dan tamatlah sejarah Dinasti Hsia. Oleh karena bahan-bahan sejarah tentang
Dinasti Hsia yang tersiar sampai sekarang sangat sedikit, maka keberadaan
Dinasti Hsia dalam sejarah masih kontroversial sampai sekarang ini. Akan
tetapi, genealogi Dinasti Hsia tercatat dengan jelas dalam Catatan Sejarah,
sebuah buku sejarah terkenal di Tiongkok. Para arkeolog juga ingin menggunakan
instrumen arkeologi untuk menemukan peninggalan materi dan budaya Dinasti Hsia,
untuk seterusnya mengembalikan sejarah dinasti itu sebagai mana adanya.
Sejak tahun 1959, kalangan arkeologi Tiongkok
mulai melakukan penyelidikan terhadap "patilasan Dinasti Hsia" untuk
mencoba menguak budaya dinasti tersebut. Kini, sebagian besar ilmuwan
berpendapat bahwa "Kebudayaan Erlitou" yang mendapat namanya dari
patilasan Erlitou, Yanshi, Provinsi Henan Tiongkok Tengah merupakan sasaran utama
penjajakan budaya Dinasti Hsia. Menurut hasil pengetesan, masa keberadaan
patilasan budaya itu kira-kira 1.900 tahun sebelum Masihi termasuk dalam
lingkup kronologi Dinasti Hsia. Walaupun sekarang masih belum ada cukup bukti
langsung untuk memastikannya sebagai budaya Dinasti Hsia, namun bahan arkeologi
yang kaya hasil penyelidikan tersebut dengan kuat telah mendorong penjajakan
budaya Dinasti Hsia. Alat-alat produksi yang tergali dari patilasan budaya
Erlitou terutama adalah alat-alat dari batu, alat-alat dari tulang dan kulit
kerang juga masih digunakan. Di dasar sejumlah rumah, lubang abu dan dinding
kubur terdapat bekas penggalian tanah dengan alat dari kayu. Dengan menggunakan
alat-alat yang masih primitif itu, rakyat pekerja pada waktu itu mengembangkan
kerajinan dan kecerdasannya untuk menjinakkan sungai, menggarap tanah dan
mengembangkan produksi. Walaupun sampai sekarang masih belum ditemukan
alat-alat perunggu yang besar di patilasan Dinasti Hsia, namun di Patilasan
Kebudayaan Erlitou terdapat alat-alat seperti pisau, tusuk, pahat serta senjata
dan bejana dari perunggu. Sementara itu ditemukan pula bekas tempat pengecoran
perunggu dan digali sisa tembikar dan perunggu serta keping ketel pengecoran.
Selain itu, di Petilasan Kebudayaan Erlitou ditemukan pula banyak benda jade
atau giok yang taraf seni pembuatannya cukup tinggi antara lain barang hiasan
bertatahkan batu permata dan alata musik dari batu, menunjukkan teknik
kerajinan tangan dan pembagian kerja intern telah mengalami kemajuan tertentu.
Dalam catatan dokumen kuno, yang paling patut diperhatikan ialah tentang
penanggalan Dinasti Hsia. Menurut dokumen penting tentang penanggalan Dinasti
Hsia yang kini masih ada, terbukti orang ketika itu sudah bisa memastikan bulan
menurut posisi yang ditunjukkan oleh gagang bintang kejora, itulah penanggalan
paling awal di Tiongkok. Sesuai dengan urutan 12 bulan penanggalan Dinasti Hsia,
masing-masing tercatat astrologi, meteorologi dan lain-lain serta hal-hal yang
berkaitan dengan pertanian dan pemerintahan yang perlu dikerjakan. Ini pada
taraf tertentu telah mencerminkan taraf perkembangan produksi pertanian Dinasti
Xia dan telah menyimpan pengetahuan ilmu yang relatif bernilai dan paling tua
di Tiongkok.
Maharaja pertama Dinasti
Hsia: Xia Yu
Sehingga penggalian saintifik telah dibuat di
laman gangsa usia awal di Anyang, Henan Province, pada tahun 1928, ia adalah
sukar untuk mitos berasingan daripada realiti dalam hal untuk Hsia. Tetapi
sejak itu, dan terutamanya pada tahun 1960-an dan 1970-an, ahli-ahli arkeologi
telah menemui laman bandar, peralatan gangsa, dan makam bahawa mata kepada
kewujudan tamadun Hsia di lokasi yang sama yang dipetik dalam teks Cina kuno sejarah.
Sekurang-kurangnya, tempoh Hsia menandakan peringkat evolusi antara akhir
neolitik budaya dan tamadun tipikal Cina bandar dinasti Shang.
No comments:
Post a Comment