Sejarah China merupakan sejarah
dinasti yang silih berganti. Jutaan aktor utama dengan berbagai gaya dan warna,
berjuta-juta rakyat jelata yang menanggung penderitaan. Maka, bencana yang
terjadi silih berganti dari tahun ke tahun hampir merupakan lakon utama
pertunjukan besar ini. Ia memperingatkan dunia, menghukum orang-orang yang
melanggar prinsip kebenaran. Ia menyutradarai kemunduran Dinasti Wang, dan
munculnya Ming Zhu yang lain.
Mengenai
bencana Dinasti Xia, dalam buku sejarah nyaris tidak tercatat, berkaitan dengan
hal tersebut hanya dalam "Kronologi Zhu Shu" tercatat secara ringkas.
Saat raja ke-12 (In Jia) Dinasti Xia, kerajaan Dinasti Xia mulai mengalami
kemunduran. Pada akhir tahun, cuaca kering kerontang, cuaca terik tidak seperti
biasanya. Dalam kronologi itu telah mencatat bencana kekeringan waktu itu: Ada
sesuatu yang ganjil dan pertanda buruk di alam, dan dalam 10 hari akan terjadi
sesuatu. Orang-orang tua dulu mengira suhu tinggi, cuaca yang kering kerontang
adalah akibat gangguan sesuatu yang ganjil. Dan pada suhu tinggi serta tahun
kekeringan besar inilah Raja Xia In Jia meninggal.
Raja
Di Fa ke-15 Dinasti Xia pada gempa bumi 7 tahun (kira-kira 1627-1615 SM) ketika
itu, adalah gempa bumi yang tercatat paling awal di China dan juga di dunia.
Xia Wang Fa yang berkuasa selama 7 tahun, juga meninggal pada tahun itu. Di
akhir kerajaan Dinasti Xia, pernah terjadi lagi 2 kali gempa bumi dahsyat.
"Di Gui 15 tahun, malam, bintang jatuh bagaikan hujan: gempa bumi, Yi, Luo
Jie." "Di Gui 30 tahun, tanah longsor Qii. Di Gui You Ming Jie adalah
seorang raja terakhir Dinasti Xia (Abad 21-16 SM). Saat yang demikian, Dinasti
Xia telah dipenuhi dengan berbagai krisis. Namun Raja Xia Jie tetap mengumbar
hasratnya, lalim dan suka membunuh.
Menurut
catatan "Kronologi Zhu Shu", dia "lebih condong ke istana Zhu
(nama lain Gui Yang), menghias balkon dengan batu giok, membuat kamar penyejuk,
membuat pintu giok". Bahkan mencari-cari wanita cantik dari berbagai
tempat, menyembunyikannya di belakang istana, siang malam bersenang-senang
dengan perempuan serta berpesta pora dengan dayang istana. Konon, waktu itu
dibuat kolam anggur sangat besar, sehingga kapal bisa berlayar di kolam
tersebut, mabuk dan mati tenggelam kerap kali terjadi, hal-hal asusila tak
berdasar, sering kali membuat perempuan tertawa terbahak-bahak.
Kehidupan
rakyat menjadi sangat sengsara, hasil panen mereka setiap tahun jarang sekali
berkecukupan, terlebih lagi tidak ada bahan pangan simpanan, setiap mengalami
bencana maka anggota keluarga tercerai berai. Kawula dari penguasa feodal
Dinasti Xia menunjuk matahari menyumpah serapah Raja Jie dengan mengatakan:
"Kapan perkabungan tiba, aku serta engkau mati bersama." Artinya
adalah, "kapan engkau binasa, aku lebih baik binasa bersama dengan
engkau."
Raja
Jie dikenal sangat kejam dan brutal, sering membunuh orang. Raja Dinasti Xia
masih ada seorang pejabat yang bernama Guan Lung Feng, tangannya membawa
"Gambar Raja" dan datang menemui Raja Jie. "Gambar Raja"
juga disebut "Gambar Kuning", merupakan gambar lukisan yang
disumbangkan oleh para leluhur raja dinasti dahulu, untuk dilihat raja-raja
generasi berikutnya, dan untuk dijadikan sebagai teladan para leluhur dalam
mengatur negara. Lukisan gambar raja yang dibawa Guan Long Feng berisi gambar
Da Yu serta gambar lainnya tentang cara mencegah banjir dan mengendalikan air,
dia ingin Raja Jie meniru contoh raja-raja sebelumnya, seperti leluhur Da Yu
terdahulu hidup sederhana dan mencintai rakyat, untuk menikmati kemakmuran
negeri sepanjang masa.
"Jika
saat-saat seperti ini mengeluarkan uang secara tak terkendali, sewenang-wenang
membunuh orang, maka kehancuran negeri juga tidak akan jauh lagi." Atas
nasihat seperti ini Raja Jie bukan hanya tidak mendengar, malah Guan Long Feng
dibunuhnya, dan memperingatkan kepada para pejabat istana dengan mengatakan,
bahwa mulai sekarang jika bicaranya seperti Guan Long Feng, akan dipancung juga
tanpa kecuali. Karenanya, pejabat yang arif bijaksana lenyap, hilang tak
membekas, dan Raja Jie semakin bertambah angkuh dan sewenang-wenang.
Tepat
dalam kondisi seperti ini, bintang jatuh dan gempa bumi terjadi pada masa
kerajaan Dinasti Xia, aliran sungai terputus. Raja Jie meninggal, Dinasti Xia
hancur. Bencana alam merupakan peringatan dan hukuman Tuhan terhadap manusia
yang tidak mengikuti asas kebenaran Tuhan. Xia Jie banyak melakukan perbuatan
yang tidak bermoral maka Tuhan menghancurkannya.
No comments:
Post a Comment